Nggak ada loe nggak rame. Sebuah
jargon yang sudah sangat merakyat dalam lini kehidupan di Indonesia terutama
bagi kaum adam. Pastinya anda tahu iklan mana yang menggunakan jargon tersebut,
iklan yang menarik dan mudah diingat. Tak hanya jargon itu saja, melainkan
masih berbagai macam jargon-jargon andalan setiap produk yang menarik bagi
Konsumen.
Di Indonesia, iklan yang paling
menarik adalah iklan sebuah rokok. Iklan rokok hanya ditayangkan pukul 21.00
WIB keatas, ditujukan agar para penonton hanya kalangan yang telah cukup usia.
Terdapat berbagai macam iklan rokok dari kalangan kelas menengah hingga kelas
dunia. Kian maraknya iklan-iklan rokok yang tayang tidak diimbangi dengan iklan
layanan kesehatan maupun iklan peringatan bagi para konsumen sehingga hal ini
tidak menimbulkan efek jer pada mereka. Pada hakikatnya, iklan layanan
masyarakat haruslah mendampingi berkembangnya iklan-iklan yang beredar di
pasaran, sehingga masyarakat mengerti dan paham akan dampak ke depan jika mengkonsumsinya.
Konsumsi rokok pada tahun 2012 di
Indonesia menempati posisi ke-3 di dunia setelah China dan India. Diperkirakan
sebanyak 70 juta penduduk di Indonesia merokok dengan rata-rata rokok yang
dihisap perhari sebanyak 20 batang/ orang. Dibandingkan dengan negara-negara
anggota ASEAN, Indonesia tidak mempunyai langkah pasti dalam mendorong turunnya
para perokok aktif. Coba kita bandingkan dengan salah satu anggota ASEAN yakni
negara Gajah Putih, Thailand. Thailand memang masih belum menunjukkan grafik
menurunnya perokok aktif namun Thailand dapat menekan angka perokok aktif
sehingga angka perokok aktif di Thailand tidak mengalami kenaikan. Ini
membuktikan besarnya usaha Thailand untuk menekan dan mengurangi konsumsi
rokok. Thailand menunjukkan kontribusi pada dunia dengan menyajikan sebuah
iklan layanan kesehatan mengenai dampak konsumsi rokok yang disebut-sebut telah
menjadi iklan kesehatan terbaik sedunia.
Bagaimana dengan kontribusi negara
tercinta Indonesia? Indonesia merupakan salah satu penghasil tembakau terbesar
di dunia sehingga menjadi peluang empuk bagi enterpreneur mulai dari kelas
menengah hingga kelas dunia. Akibat konsumsi rokok di Indonesia yang tinggi
namun kurangnya dukungan dan kontribusi aktif dari semua kalangan untuk menciptakan
sebuah sarana sosialisasi dan komunikatif. Hal itu mengakibatkan nilai
konsumtif rokok di Indonesia menempati posisi tertinggi untuk wilayah ASEAN dan
menjadi peringkat ke-3 di dunia.
Pemerintah memang telah melakukan
berbagai upaya terhadap penggunaan rokok namun pemerintah juga tidak menutup
mata bahwa penghasilan yang didapat oleh negara sangatlah tinggi sehingga
pemerintah dalam dilema. Selain itu tidak sedikit dari masyarakat menengah kebawah
yang bekerja sebagai buruh industri rokok.
Dalam penelitian terakhir mengenai
angka kematian yang disebabkan konsumsi rokok di Indonesia memunculkan jumlah
sebanyak 427.928 orang per tahun. Ini membuktikan bahwa dampak dari konsumsi
rokok sudah sangat terlihat dalam masyarakat kita. Harus segera ada penanganan
pasti yang dilakukan agar menekan angka kematian akibat rokok tersebut. Salah satunya adalah memberikan
iklan layanan yang berfungsi sebagai sumber sosialisasi kepada masyarakat. Iklan
haruslah menampilkan bahaya serta dampak yang dapat terjadi apabila mengkonsumsi
secara terus menerus dan berkepanjangan. Iklan layanan masyarakat tersebut bisa
dibuat sedemikian unik, lucu dan kreatif agar pesan yang terkandung dapat
dirasakan oleh masyarakat dan menjadi bahan renungan.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Senepi. 2012. Di
Indonesia, Kematian Akibat Merokok Mencapai 427.928 Orang Pertahun. Didapat
dari; http://www.radarg.com/di-indonesia-kematian-akibat-merokok-mencapai427.928-orang-pertahun/
2. Aby. 2012. Indonesia
Juara 3 Konsumsi Rokok. Didapat dari; http://www.poskotanews.com/2012/09/02/indonesia-juara-3-konsumsi-rokok/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar