Jumat, 07 September 2012

(PROTECTOR) Dampak Sebuah Iklan Layanan Masyarakat pada Aspek Konsumtif

Nggak ada loe nggak rame. Sebuah jargon yang sudah sangat merakyat dalam lini kehidupan di Indonesia terutama bagi kaum adam. Pastinya anda tahu iklan mana yang menggunakan jargon tersebut, iklan yang menarik dan mudah diingat. Tak hanya jargon itu saja, melainkan masih berbagai macam jargon-jargon andalan setiap produk yang menarik bagi Konsumen.
Di Indonesia, iklan yang paling menarik adalah iklan sebuah rokok. Iklan rokok hanya ditayangkan pukul 21.00 WIB keatas, ditujukan agar para penonton hanya kalangan yang telah cukup usia. Terdapat berbagai macam iklan rokok dari kalangan kelas menengah hingga kelas dunia. Kian maraknya iklan-iklan rokok yang tayang tidak diimbangi dengan iklan layanan kesehatan maupun iklan peringatan bagi para konsumen sehingga hal ini tidak menimbulkan efek jer pada mereka. Pada hakikatnya, iklan layanan masyarakat haruslah mendampingi berkembangnya iklan-iklan yang beredar di pasaran, sehingga masyarakat mengerti dan paham akan dampak ke depan jika mengkonsumsinya.
Konsumsi rokok pada tahun 2012 di Indonesia menempati posisi ke-3 di dunia setelah China dan India. Diperkirakan sebanyak 70 juta penduduk di Indonesia merokok dengan rata-rata rokok yang dihisap perhari sebanyak 20 batang/ orang. Dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, Indonesia tidak mempunyai langkah pasti dalam mendorong turunnya para perokok aktif. Coba kita bandingkan dengan salah satu anggota ASEAN yakni negara Gajah Putih, Thailand. Thailand memang masih belum menunjukkan grafik menurunnya perokok aktif namun Thailand dapat menekan angka perokok aktif sehingga angka perokok aktif di Thailand tidak mengalami kenaikan. Ini membuktikan besarnya usaha Thailand untuk menekan dan mengurangi konsumsi rokok. Thailand menunjukkan kontribusi pada dunia dengan menyajikan sebuah iklan layanan kesehatan mengenai dampak konsumsi rokok yang disebut-sebut telah menjadi iklan kesehatan terbaik sedunia.
Bagaimana dengan kontribusi negara tercinta Indonesia? Indonesia merupakan salah satu penghasil tembakau terbesar di dunia sehingga menjadi peluang empuk bagi enterpreneur mulai dari kelas menengah hingga kelas dunia. Akibat konsumsi rokok di Indonesia yang tinggi namun kurangnya dukungan dan kontribusi aktif dari semua kalangan untuk menciptakan sebuah sarana sosialisasi dan komunikatif. Hal itu mengakibatkan nilai konsumtif rokok di Indonesia menempati posisi tertinggi untuk wilayah ASEAN dan menjadi peringkat ke-3 di dunia.
Pemerintah memang telah melakukan berbagai upaya terhadap penggunaan rokok namun pemerintah juga tidak menutup mata bahwa penghasilan yang didapat oleh negara sangatlah tinggi sehingga pemerintah dalam dilema. Selain itu tidak sedikit dari masyarakat menengah kebawah yang bekerja sebagai buruh industri rokok.
Dalam penelitian terakhir mengenai angka kematian yang disebabkan konsumsi rokok di Indonesia memunculkan jumlah sebanyak 427.928 orang per tahun. Ini membuktikan bahwa dampak dari konsumsi rokok sudah sangat terlihat dalam masyarakat kita. Harus segera ada penanganan pasti yang dilakukan agar menekan angka kematian akibat rokok tersebut. Salah satunya adalah memberikan iklan layanan yang berfungsi sebagai sumber sosialisasi kepada masyarakat. Iklan haruslah menampilkan bahaya serta dampak yang dapat terjadi apabila mengkonsumsi secara terus menerus dan berkepanjangan. Iklan layanan masyarakat tersebut bisa dibuat sedemikian unik, lucu dan kreatif agar pesan yang terkandung dapat dirasakan oleh masyarakat dan menjadi bahan renungan.



DAFTAR PUSTAKA :
1. Senepi. 2012. Di Indonesia, Kematian Akibat Merokok Mencapai 427.928 Orang Pertahun. Didapat dari; http://www.radarg.com/di-indonesia-kematian-akibat-merokok-mencapai427.928-orang-pertahun/
2. Aby. 2012. Indonesia Juara 3 Konsumsi Rokok. Didapat dari; http://www.poskotanews.com/2012/09/02/indonesia-juara-3-konsumsi-rokok/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar