Rabu, 05 September 2012

Perilaku BAB Sembarangan

NAMA : DIAN PUTRI HAPSARI
NIM; 101210113024

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan
pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai
Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam lingkungan yang
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses terhadap pelayanan
kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas
masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan perlu dilakukan dengan serius diantaranya
melalui peningkatan status gizi penduduk, peningkatan akses pada pelayanan kesehatan
dasar, subsidi di biaya pelayanan kesehatan, serta perbaikan keadaan lingkungan .
Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman masalah
pembuangan kotoran manusia meningkat dilihat dari segi kesehatan masyarakat. Masalah
pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin di
atasi karena kotoran manusia adalah sumber penyakit yang multi komplek
(Soekidjo,N,1997). Dampak dari perilaku buang air besar ke sungai, kebun, sawah,
kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut jelas sangat
merugikan konsidi kesehatan masyarakat, karena timja di kenal sebagai media tempat
hidupnya bakteri coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare muntaber,
dan berbagai macam penyakit kulit lainnya.
Tinja adalah sumber pengembangan penyakit yang multi kompleks. Penyebaran
penyakit yang bersumber pada tinja dapat melalui berbagai cara, tinja dapat
mengkontaminasi makanan, minuman dan sayuran. Baik melalui tangan manusia sendiri
atau vektor. Tinja yang bisa mencemari air tanah yang menyebabkan penularan bibit
penyakit. Penyakit-penyakit seperti typus abdominalis, kolera, desentri, hepatitis dan
berbagai jenis cacing, dapat disebarkan oleh tinja.
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan
berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila
tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dan lain-lain,
maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan
masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulakan penyakit pada seseorang dan
bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas sehingga,
jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masayarakat
Pembuangan tinja yang tidak pada tempatnya dapat menyebabkan macam
penyakit, hal ini mulai dari tinja yang terinfeksi mencemari tanah atau air permukaan
yang terkontaminasi bibit penyakit yang berasal dari tinja diminum manusia, bisa juga
tinja yang terinfeksi dihinggapi kecoa atau lalat kemudian hinggap pada makanan atau
tempat meletakkan makanan (piring, sendok dan gelas) dan masih banyak orang yang
mengambil air dikali untuk keperluan rumah tangga, padahal sejumlah penyakit
menyebar melalui tinja seperti typus abdominalis, cholera, hepatitis , dan penyakitpenyakit
karena cacing . Maka dari itu tempat pembuangan kotoran
manusia (tinja) yang sehat sangat penting, dengan adanya ketentuan tiap rumah wajib
memiliki jamban.
Berdasarkan hasil wawancara dari keluarga menunjukan masalah kesahatan yaitu
kebiasaan buang air besar tidak di jamban. Perilaku seperti tersebut jelas sangat
merugikan kondisi kesehatan masyarakat. Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat
untuk buang air besar sembarangan, antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu
mahal, lebih enak buang air besar di sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain
yang akhirnya dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak,
sejak nenek moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.
Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat
kebiasaan yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan
memperbesar masalah kesehatan. Di pihak lain bilamana masyarakat berperilaku
higienis, dengan membuang air besar pada tempat yang benar, sesuai dengan kaidah
kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit
menular.
Sebenarnya, masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban
sendiri di rumah. Alasan utama yang selalu diungkapkan masyarakat mengapa sampai
saat ini belum memiliki jamban keluarga adalah tidak atau belum mempunyai uang.
Melihat kenyataan tersebut, sebenarnya tidak adanya jamban di setiap rumah tangga
bukan semata faktor keadaan ekonomi. Tetapi lebih kepada belum adanya kesadaran
masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) .
Hasil data survey awal penelitian di Desa Bleboh Kec. Jiken, Kab Blora dengan
jumlah 250 Kepala Keluarga didapatkan dalam keluarga sekitar 154 keluarga yang masih
buang air besar di empang atau di sungai. (Daryanto,2004)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar