Rabu, 05 September 2012

Penyumbang Diare Terbesar di Indonesia - Kelompok HIGIENIS ( tema : diare)


Di Indonesia penyakit diare adalah suatu penyakit yang tidak asing lagi dan mungkin sudah merakyat di masyarakat. Dari kalangan balita, anak – anak , dewasa, dan lansia pasti pernah mengalami diare. Tetapi diare sangat banyak dialami oleh balita dan anak – anak. Diare menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun) terbesar di dunia menurut catatan Unicef . Setiap detik satu balita meninggal karena diare, penyakit diare sering dianggap sepele. padahal ditingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita dan mungkin masih bertambah sampai sekarang seiring berjalannya waktu dan penyebaran virus yang semakin mudah. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya . 

Diare itu sendiri adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau lebih dalam satu hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, kadang juga disertai darah atau lendir. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC). Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu :
-          Infeksi                                         - Alergi                           - Keracunan
-          malabsorbsi                                  - Immunodefisiensi
-          Dan lain –lain (yang sering ditemukan di lapangan diare yang disebabkan infeksi dan virus)

Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi 2, yaitu diare akut dan kronis. Diare akut yang terjadi sampai dengan 7 hari, kemudian diare melanjut berlangsung 8-14 hari, sedangkan kronis terjadi lebih dari 2 minggu. Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis. Kenapa penyumbang diare terbesar di Indonesia terjadi pada anak – anak dan balita? . Hal ini biasanya disebabkan karena daya tahan tubuhnya masih rendah , sehingga sangat mudah terinfeksi virus. Selain itu sebagian besar (sekitar 90%) diare disebabkan oleh infeksi rotavirus. Sebagian kecil diare disebabkan infeksi bakteri, parasit, jamur, pemakaian antibiotik. Sebagian kecil lagi penyebab keracunan makanan, alergi, faktor psikologis yaitu stres.Dan pada balita dan anak – anak penularan diare sering terjadi melalui 3F yaitu Finger (jari), Food (makanan) dan Fly (lalat). Anak-anak sering memasukkan tangan ke dalam mulut sehingga terkontaminasi virus, dan kadang – kadang makanan yang tidak habis  dan sudah lebih dari 2 jam,masih diberikan kepada anak – anak dan balita.

Di Indonesia penyakit diare pada anak dan balita memang selalu berhasil diatasi, tetapi tidak pernah  sampai tuntas.Hal ini dikarenakan, penyebabnya, 85% diare yang diderita bayi adalah diare akut yang umumnya tidak berbahaya.Hal tersebut diungkapkan oleh dr.BadriulHegar SpA(K) PhD, ketua umum pengurus pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Gejalanya, sering buang air besar yang bentuknya cair, biasanya disertai dengan mual, demam, sakit perut, dan dehidrasi. Namun, jika bayi Anda yang berusia di bawah satu bulan mengalami diare berat, Anda tak perlu khawatir. Kata dokter Badriul,bayi baru lahir sampai menginjak usia satu bulan sering mengalami diare 8–10 kali sehari. Hal ini wajar karena enzim laktase dalam permukaan usus halus bayi belum terbentuk dengan sempurna. Artinya, ketika dia mengonsumsi air susu ibu (ASI) atau susu formula yang kadar laktasenya tinggi, sebagian di antaranya tidak dapat dihidrolisis atau dipecah. Akibatnya, enzim akan menarik cairan yang ada di dalam sel.Biasanya, enzim tersebut akan berkembang sempurna dan berfungsi optimal setelah bayi mencapai usia satu bulan.

Pengobatan awal yang tepat untuk anak – anak dan balita agar tidak menjadi penyumbang diare terbesar di indonesia adalah “Jangan dihentikan diarenya “ karena dapat menghambat pergerakan usus. Seolah- olah diarenya sudah berhenti tetapi di dalam masih berlangsung, efek sampingnya usus lecet.Tindakan yang penting adalah diberikan cairan khusus anak yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Anak yang diare sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit (natrium, kalium) dan kalori. Makanan anak harus dikontrol, makanan tetap diberikan tetapi hindari sayuran karena serat susah dicerna sehingga bisa meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga dihindari kecuali pisang dan apel karena mengandung kaolin, pektin, kalium yang berfungsi memadatkan tinja serta menyerap racun. Orang tua bisa membuat cairan elektrolit dengan melarutkan 1-2 sendok makan gula dan garam seujung sendok teh kedalam air putih satu gelas. Untuk kalori bisa diberikan air tajin, 1 sdm tepung beras 100 cc air dimasak sampai mendidih.Obat yang boleh diberikan hanya absorben seperti norit, golongan smectite yang berfungsi menyerap racun. Bisa juga diberikan biakan bakteri hidup seperti lactobacillus. Antibiotik hanya diberikan pada kasus yang terbukti ada infeksi.

Pencegahan yang dapat dilakukan sejak dini:
-          Rajinlah mencuci tangan setelah beraktifitas khususnya pada anak – anak.
-          Pada balita , ibu harus sering – sering mengelap tangan anaknya.
-          Jaga kebersihan makanan dan minuman, serta berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena ASI mengandung immunoglobulin,serta lakukan imunisasi campak karena campak bisa mengurangi terjadinya diare dengan bersarang di mukosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar